Rabu, 09 April 2014

Salma's Journal: 7 Golongan Yang Allah Naungi di Hari Kiamat

Salma's Journal: 7 Golongan Yang Allah Naungi di Hari Kiamat: Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ ا للَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْم...

"aku orang kaya" dan "aku orang miskin"

Sungguh aneh.
Perkembangan jaman seakan-akan membuat situasi kehidupan semakin kejam. Menyedihkan, mengerikan, mencekam, mengharukan, hah! huhu serem banget kata katanya (..)
tapi tepatnya untk kondisi yang kaya sekarang ini nih "menyedihkan".
okey, kali ini saya mau  bahas tentang pandangan saya terhadap ekonomi politik sosial dan budaya yang ada di Indonesia, wih wih wih meuni gaya 
walaupun saya anak IPA gadungan tapi tidak membuat saya buta akan dunia sosial loh..hhe.
okey langsung masuk ke pembahasan aja kali ya, check it out..

 Ketika orang miskin semakin miskin dan orang kaya semakin kaya

 Sadar gak sih kalo permasalahan ini semakin merajalela. Ketika orang kaya sibuk dengan kekayaannya, alhamdulillah kalo sibuk untuk berbagi, kenyataannya?apakah rasa empati itu telah musnah?
kenapa kepedulian itu mahal sekali harganya, bahkan kekayaan mereka saja tidak bisa membeli untuk memiliki rasa kepedulian itu. Miris.

apakah rumah mewah itu tidak bisa menjadi "kaca" bagi mereka terhadap gubuk-gubuk kecil?
ketika teriknya matahari menyengat tubuh mereka..dinginnya AC lah yang kita rasakan
tahu kah kau seberapa beratnya perjuangan mereka untuk mencari uang sebesar sepuluh ribu rupiah saja?!

sementara orang kaya model jaman sekarang ini untuk membantu orang "kecil' aja pake mikir-mikir dulu!
memang tidak bisa dipungkiri, banyak sekali kasus penipuan yang terjadi dan membuat para kaum 'bangsawan' menjadi enggan untuk berbagi. Tetapi sangat nyata, dan itu ada disekitar kita (jika kita mau melihat dengan hati) keluarga yang membutuhkan uluran tangan para 'bangsawan' sedang menahan kelaparan, cobalah tengok mereka! apakah harimu memang benar-benar sibuk dengan gadget mahal yang kau miliki?apakah hari liburmu memang benar-benar memiliki jadwal yang padat untuk pergi ke mall-mall, cafe, dan tempat rekreasi kalangan atas?apakah harimu begitu mudah untuk berpergian kesana kemari dengan mobil mewah mu yang ber AC dan lengkap oleh TV-nya itu?  sehingga wajar kau tak pernah melihat betapa khawtirnya para pedangang pinggir jalan menunggu pembeli, betapa kepayahannya tukang sapu membersihkan sampah dipinggir jalan, pernahkah kau merasakan kekhawatiran mereka agar ia bisa memberi makan anak dan istrinya, membayar uang sewa rumah(ngontrak), membayar sekolah anak, dan lain-lain, sesuatu hal yang mungkin kita tidak pernah rasakan kerumitan perkekonomian yang dialami mereka.
mana aktualisasi dari yang kau tulis dalam status-mu yang indah itu untuk saling membantu terhadap sesama?
cobalah sedikit jujur terhadap diri kita sendiri, berapa banyak kekayaan yang kita miliki?dan berapa banyak kekayaan kita yang telah dipergunakan untuk beramal kepada mereka yang membutuhkan?
'ah saya sudah beramal ko'
cobalah jangan egois untuk jujur.
Tidakkah jika semua orang kaya (dari yang kelebihan banyak, sampe yang berkecukupan) menolong atau bahkan menunjang kehidupan1-5 keluarga miskin, mungkin tingkat kemiskinan akan menurun.

bukan berarti sang penulis yang paling banyak amalannya, tulisan ini juga diperuntukkan bagi saya dan semoga bermanfaat bagi para pembaca :)