Sabtu, 07 Februari 2015

Aku Seorang Penuntut Ilmu, Akan Tetapi…

Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Tak ada waktu bagiku untuk membaca Al-Qur’an setiap hari, untuk mengobati hatiku dan mengangkat derajatku di surga…
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Tak sempat untukku melakukan sholat malam, atau hanya sekedar satu raka’at witir…
Tak pernah kuingat turunnya rahmat Allah di 1/3 malam yang terakhir, hingga bisa kupinta rahmat itu dari-Nya untukku…Kerap kulalaikan sholat sunnah rawatib dan sholat di shaf terdepan, hingga selalu saja kuberdiri di shaf-shaf di belakang, hingga hampir-hampir kudapati tidak adanya barakah pada waktuku…
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Hal-hal sia-sia tak berguna memenuhi hayatku…
Aku kurang perhatian dengan jadwal dan janji…
Aku tak paham tentang berharganya waktu…
Aku tak pernah memiliki target dan tujuan hidup…
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Aktivitas harianku bukanlah aktivitas yang bermanfaat dan berkualitas.
Kalau ada kegiatan bersenang-senang dan mengasyikkan, kan kau dapati aku orang yang pertama hadir.
Tapi, kalau kegiatan majelis ilmu dan mengkaji agama, sorry, aku sibuk.
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Lisanku tak pernah berhenti dari mengghibahi kaum muslimin dan menjatuhkan kehormatan mereka…
Syaithan selalu menggoda dan menjerumuskanku dalam perbuatan burukku ini…
Jadilah aku seorang yang hobi menjatuhkan para du’at dan ulama, siang dan malam…
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Aku susah menerima nasehat.
Kalau ada orang yang menasehatiku, memerah marah wajahku dan sesak dadaku…
(tapi)…toh memang begini kebanyakan para multazim di zaman ini…bukankah begitu?
Seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
————————————————————
Versi Youtobe: klik
Diterjemahkan dengan penyesuaian oleh: Muflih Safitra
Reproduksi: Ruziqa.tv

sumber : klik disini

...يَا حَامِلَ الْقُرْآنْ

Allahummarhamna bil Qur'an....
Allahummarhamna bil Qur'an....
Allahummarhamna bil Qur'an....




       Dari Buraidah, ia berkata, “Aku pernah duduk-duduk bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Aku mendengar beliau bersabda, “Pelajari surat Al-Baqarah. Sebab, bila ia diambil maka itu adalah sebuah barokah. Namun, bila ia ditinggalkan, maka itu adalah sebuah kerugian. Dan tukang sihir tidak akan mampu melakukannya.”

  Buraidah berkata, “Lalu, beliau terdiam sejenak kemudian bersabda, “Pelajarilah surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Sebab keduanya adalah Az-Zahrowan (dua hal yang bersinar) yang akan menaungi pemiliknya pada hari kiamat, seolah-olah keduanya adalah dua awan mendung, atau kawanan burung yang mengepakkan sayap-sayapnya. Pada hari Kiamat, al-Quran akan mendatangi pemiliknya saat kuburnya terbelah dalam wujud seorang lelaki yang (berkulit) kekuning-kuningan. Ia berkata kepadanya, “Apakah kamu mengenaliku?” Ia menjawab, “Aku tidak mengenalimu.” Al-Quran berkata kepadanya, “Apakah kamu mengenaliku?”
Ia menjawab, “Aku tidak mengenalimu.”
Al-Quran berkata kepadanya, “Aku adalah sahabatmu, Al-Quran, yang telah membuatmu begadang di malam hari. Setiap pedagang akan mendapatkan hasil di balik perdaganngannya. Saat ini, engkau menuai hasil dari setiap perniagaan.” Ia akan diberi kerajaaan di sebelah kanannya dan kekekalan di sebelah kirinya serta diletakkan mahkota kewibawaan di kepalanya. Kedua orang tuanya diberi dua pakaian (kehormatan), yang tidak dimiliki oleh penduduk dunia. Kedua orang tua tadi bertanya, “Kenapa kami dikenakan busana ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu telah menghafal Al-Quran.” Lalu dikatakan kepadanya, “Bacalah dan naiklah ke derajat surga dan kamar-kamarnya.” Ia akan terus naik selagi ia masih membacanya, baik dengan bacaan yang cepat maupun perlahan-lahan (tartil).”
(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad no. 21892. Dihasankan oleh Ibnu Katsir. Hadits ini juga tertera dalam kitab As-Silsilatush Shohihah, karya Al-Albani no. 2829)