Kamis, 22 Oktober 2015

I Want to Grow Old with You


Today when I was scrolling down my Facebook feeds, I found a good article from theHuffpost Parents. Here are the points which make me feel so related with..
“Children brought tension to your relationship. A tension you’d never known together; a tension you assumed happened to ‘other’ people. Not you.
Through the foggy exhaustion of those early years, though, you still clung to each other, assuring yourselves that this would pass. Life would get easier when they weren’t so small.
With the kids a little older and a little more independent, you looked around and thought maybe now you and your husband could get back to connecting, get back to the way it was before kids.
You missed the way he used to look at you like you were his person in this world.
You missed the spark you used to feel for each other.
You two had been on lockdown mode for so long trying to nurture these two helpless little humans and, frankly, keep them alive, and now you could see a little crack of light streaming through, a small space opening where you could breath and relax into him again.
And before you drift off to sleep you think how much he means to you, how you could have lost him, how grateful you are that he is still here next to you, and most of all, how much you love this man–the man that he is now, not the man that you were trying to make him be, or the man that he was on your wedding day.
Which brings me to this, my best wedding day advice: View today as the start of your journey. Board the ship together, set sail. When the storms come, as they always do, your instinct will be to turn the boat around, head back to what you left behind. Know this; what you are looking for is not behind you. You will get lost trying to get back to that place.
Then, in a voice you’d never heard in all your years together, he looked right at you and said softly, “I still want to grow old with you.”
Beautifully written. This is exactly what I feel, sometimes.
Struggle. Efforts. Joy. Love. Laughters. Failures. Exhaustion. Misunderstanding. Lost of hope. Little fights and arguments. Tears. Make ups. Those all fill our journey of marriage.
Reading this make me realize.. Semua rumah tangga memiliki medan juangnya masing-masing. Memiliki problematika dan ujiannya sendiri-sendiri. Sesuatu yang tak tampak dari luar, tapi mereka hadapi dengan susah payah.
Kehidupan pernikahan setelah memiliki anak, mengalami banyak sekali perubahan. Like it or not, it affects our relationship with our spouse.
Anak sakit, rewel, bertingkah ini itu. They scream, get tempered, cranky, acting out of control and so on.
Those moments when you both like want to explode and scream your heart out to each other. Those moments when you want to runaway for a while.
Those times when you miss the good early days of marriage. Those times when you think you didn’t recognise the person standing next to you anymore, the one you used to share joy and pain along these years..
Seorang konselor perkawinan berkata,
“Anak adalah alasan nomor satu bagi para orang tua untuk menomorduakan perkawinan,” Ia juga menambahkan, “Padahal kalau punya anak, Anda harus mengutamakan perkawinan lebih dulu, karena memiliki hubungan yang baik adalah hadiah seumur hidup yang bisa Anda berikan kepada anak-anak.”
Pasti akan ada saat-saat di mana kita dan juga pasangan merasa lelah, merasa berbeda, merasa jenuh dan perasaan-perasaan negatif lainnya yang dapat mempengaruhi apa yang kita rasakan terhadap pasangan.
Akan ada saat-saat di mana kita merasa bahwa pasangan kita bukan lagi dirinya yang dulu kita kenal ketika janji itu terucap. Di mata kita, dia berubah menjadi orang yang sama sekali asing bagi kita.
Maybe there are handful of times when you feel you’re not strong enough. Times when you really want to give up. When you both finally said, “Ok, I’m done with this”.
Di titik ini, cinta bisa mulai meredup hingga akhirnya sirna dan menghilang begitu saja. Namun apa yang membuat pernikahan tetap kuat menghadapi terjangan badai ujian kehidupan?
Komitmen.
Komitmen adalah landasan sebuah hubungan. Janji yang disepakati ketika kita memutuskan untuk menikah dulu. Karena cinta bisa pudar seiring berlalunya waktu, namun komitmen menjaganya tetap solid dan utuh, insya Allah.
Apa komitmen kita saat bersedia menyatu dalam ikatan perkawinan dengan seseorang itu? Kembali kepada tujuan awal kita menikah.
Jika kita menikah hanya untuk meraih tujuan-tujuan dunia, maka tidak heran jika kita mudah lelah dalam menggapai tujuan pernikahan. Takkan mungkin habis dunia dikejar. Dunia adalah tempat berlelah-lelah, bukan tempat peristirahatan yang sebenarnya.
Maka ketika tujuan itu tidak kunjung tercapai, pelariannya adalah dengan menabrak larangan-larangan Allah. Selingkuh, korupsi, kekerasan dalam rumah tangga, maksiat demi maksiat.. yang mungkin akan berujung pada perpisahan, perceraian.
Lain halnya jika kebersamaan di akhirat adalah tujuan utamanya. Saling bersinergi untuk mewujudkan sakinah dalam rumah tangga. Saling mengingatkan jika ada yang khilaf dan terlupa. Saling melengkapi, bukan saling menuntut dan mencari perbedaan satu sama lain.
Family is A Teamwork
Keluarga, idealnya adalah satu tim yang kompak. Jika yang satu marah, yang lain meredakan. Jika yang satu goyah, yang lain menguatkan. Jika yang satu mulai kehilangan arah, yang lain mengingatkan. Jika yang satu sedang susah, yang lain mengulurkan tangan, bukan malah pergi meninggalkan.
Jika yang satu sedih dan menangis, yang lain merengkuhnya dalam dekapan sambil berbisik,
“Here, let me take some of that pain. You shouldn’t bear it on your own.. Remember darling.. If this world is temporary, what makes we think that our problems are permanent? Chin up. We’ll get through this. Me and you..”
Menikah juga tentang penerimaan. Menerima hal-hal yang tidak bisa diubah. Menerima pasangan seutuhnya, satu paket dengan kelebihan dan kekurangannya, sambil terus saling berusaha memperbaiki diri.
After all, he is still the man you want to be with for the rest of your life. The man that he is now, not the man that you were trying to make him be, or the man that he was on your wedding day.
Menikah.. bukan hanya soal menyatukan dua hati dalam satu ikatan yang halal. Menikah bukan hanya tentang punya anak, membesarkan mereka, menyekolahkan dan mengantarkan mereka ke gerbang pernikahan. Menikah bukan sekadar impian untuk memiliki rumah, mengembangkan usaha bersama atau menabung untuk hari tua.
Pernikahan adalah perjalanan. Perjalanan menuju bahagia yang lebih kekal. Karena kebersamaan di dunia ini sangatlah sebentar. Tak banyak waktu tersisa untuk berbagi bahagia dengan ia yang kita cinta.
I don’t want just to grow old with you. I want to be with you now and then, in this world and in the afterlife we all know we’ll get there someday.
Jannah is a place where you can be with the ones you love. Even those who can’t be with you in this dunya, and being with them forever..
❤
~ Jakarta, end of October 2015.. A little note of love to honour my journey along with my partner, till our feet step into Jannah, insha Allah..

love this article ❤
( https://aisyafra.wordpress.com/2015/10/22/i-want-to-grow-old-with-you/#more-13407 )

Jumat, 17 April 2015

Ida

pertemuan pertama kali anatara saya dan dia itu....



           
*fi = first impression*


punya sifat yang unik, kadang nyebelin, kadang buat orang merasa iba, kadang buat orang ketawa tiba-tiba, kadang buat orang ngerasa sedih tiba-tiba, kadang buat orang ngerasa khawatir tiba-tiba, kadang PHP-in orang, kadang ngasih sesuatu yang tiba-tiba..
ko semua jadi kaya tiba-tiba ya (..)
intinya dia itu bisa dibilang unexpected kalo ngelakuin suatu hal


waktu SMP dia pernah menjabat jadi KM (ketua murid) yaa sejenis ketua kelas gitu...
dan kalo gak salah saya jadi wakilnya, apa sekertarisnya gitu, dan ketika itu salah satu tugas KM adalah manggil guru yang belum dateng saat jam pelajaran sudah bunyi (kadang tugas ini adalah tugas yang "ngeselin" bagi temen-temen yg lain, hhaha you know lah..kadang beberapa murid berharap gurunya telat supaya..gak jadi ulangan misalanya, ha ha!) haha kadang terjadi KKN nih tugasnya bareng mele, yeuu....haha
      suatu cerita ketika jam pelajaran pertama (sekitar jam 7) kita mau manggil guru yang "killer" guru I*P*S , pa Sho*leh namanya..maaf ya pa terpaksa saya harus menceritakan ini, karna ini suatu kenangan "terindah" buat saya :D
sebenernya saya gak ngerti kenapa beliau itu "ditakuti" sama kelas kita, haha
kurang lebih ceritanya begini...
waktu itu kita keluar dari kelas yang berada di lantai 2 paling pojoook di dalem lorong yang memiliki panjang sekitar 2 meteran lah, dan kita  keluar sambil ketawa-ketiwi berniat manggil guru sambil refreshing keliling sekolah...sambil berimajinasi 
"eh gimana ya kalo tiba-tiba ada pa sho*leh"
 tapi tiba-tiba pas kita mau turun ke tangga JRENG JRENG...

"aaaaaaaaaaa beneran ada pa sholehhh.." (teriak tapi gak kenceng)

kita lari sekenceng-kencengnya berharap cepet nyampe ditikungan lorong supaya gak keliatan sama pa sho*leh yg udah mau belok dari tangga menuju lorong kelas saya.. (haha niat buruk memang selalu ada balasannya)
"huah..."
sampe kelas kita nahan ketawa, karna kejutan dipagi hari itu.

--garing ya?tapi beneran deh..coba dibayangin kejadian itu..dimana kalian maumangil guru killer (dengan niat refreshing) tiba-tiba gurunya lagi perjalanan menuju kelas---
bagi saya sampe sekarang pun, saya masih bisa merasakan rasa deg-degkan  ketika itu

cerita yg rusuh ada, cerita yg mengharukan juga ada..

waktu itu kita ditugasin..apa kita yang mau ya(wkkwk) untuk ngewakilin sekolah khususnya program kelas kita lomba di sekolah islamic village, itu sekolah boarding yang kayaknya  mahal gitu..haha
H-1 kita baru dikasih informasi ada lomba iptek...
karna kita menyukai tantangan -ce'elah- akhirnya kita terima deh tawarannya...
memberanikan diri demi menggapai prestasi (-_-)
inget banget kejadian itu hari jum'at, kita mulai mempersiapkan peralatan mulai dari beli peralatan, sampe kita ngotak-ngatik alatnya itu sampe akhirnya bisa selesai, huah!
perjuangan banget,sempet kita mau putus asa...
dikelas yang sepi udah gak ada orang,kita ngutak-ngatik, berharap bisa dan cepet selesai....
hmmm...ngangenin banget momen kaya gitu

ada lagi ketika kita buat suatu laporan tata boga, kita bola-balik fotocpy-nge print....bersusah payah, panas-panasan, tapi akhirnya pas dijilid salah halamah...rasanya itu aghhhhhhhhhhh </3
padahal udah nge-print warna..yang bayarnya bikin kita harus bertahan gk jajan (?) haha
akhirnya laporan itu kita fotocopy dan kita jilid..
yep! kita ngumpulin laporan yang gak berwarna dan itupun fotocpyan (huh itu masalah bagi kita,karna semakin "cetar" semakin bagus nilainya) 
ciatttt..pokoknya love u ya {}

bahkan saya lupa terakhir kali "sleg" (berantem) sama dia itu kapan...hahaha
paling kalo berantem kita mah diem-diem, gak nyampe sehari dah itu juga

saya pun pernah nginep di rumahnya waktu masih SMP..
waktu itu rumahnya hampir selesai renovasi, yeay! rumahnya ida sekarang tingkat,haha (lalu?....krik..krik)
kebetulan ayahnya ida itu jarang pulang,bahkan 5 tahun temenan saya cuma 1 kali liat langsung..waktu mba-nya ida nikah..itu juga cuma nge..li..at
jadi gak perlu jimayoe gitulah...haha
aku, ida, dan ibu (saya manggil ibunya ida sama kaya dia manggil ibunya "ibu" sok SKSD kan :' )
kita tidur bareng di atas, cerita kehidupan,cerita sekolahan, wkwk udah kaya emak sama anak deh..
dibalik itu semua ibunya ida tapi "serem" juga, kalo aku kesana gak makan..atau makannya dikit hedehhhhh-_- habis lah aku -pisss da-
oiya tak lupa, mba nur (mbanya ida) juga beli film gitu...
film astronot tersesat (?) haha apa iya ya kita nonton bareng, unyu kan...

huahhh banyak kenangan kita deh..
kita terpisahkan semenjak SMA,yup
dia di SMA 2, saya di SMA 3...
hmm awalnya mau bareng sekolahnya..tapi..
ehh da..aku masih inget banget
kata ibu kamu bilang ke aku.. "sma 2 aja ci, biar lebih gaul" wkwkwk

kenangan dari yang gajelas sampe yang manfaat..haha
semoga kedepannya lebih manfaat lagi ya da..wkwk

nih biar makin bernostalgia....

1000 kisah disini -ce'elah-





jamannya foto pake cameroid,haha
shela,ida,aku



esha, rani, ida, aku
yg lagi duduk di balik meja coklat sebelah kiri itu ida,haha dia lagi disuruh nulis nama tanaman banyak banget sama guru biologi,haha


hihi segini aja, banyak banget euy...
sekarang dia lagi sibuk sama les nya, karna insyaa Allah mau kuliah di jogja nie..cieeeeeeee
lagi sibuk juga sama ponakannya, ciattt uwais pengen diculik rasanya :( tapi dia sering php-in aku da..sedih kan..
cie udah gak berkacamata, makin cuantek
da, kamu makin tinggi?huhft dulu tinggian aku...sekarang juga masih tinggian aku beberapa -cm- ya?wkwk
cie nax gaul di sma 2 tangsel,wkwk
cie yg jago olahraganya tak terhitung (?)
ah sama kamu jadi kebanyakan cie cienya
udah ah pegel!



ida..yang bernama asli...Raudhah..nur..pra..tiwi {}


Senin, 13 April 2015

MISKIN TIDAK HARUS MENGEMIS



Ini adalah sepenggal kisah yang diceritakan oleh Ibu Ernydar Irfan, Semoga menginspirasi.

Miskin Tidak Harus Mengemis.

Hari ini sesosok wanita tua mengetuk pintu kaca toko saya:
“Bu… beli kue saya… belum laku satupun… kalau saya sudah ada yang laku, saya enggak berani ketuk kaca toko Ibu… ”


Saya persilakan dia masuk dan duduk. Segelas air dan beberapa butir
kurma saya sajikan untuknya.
“Ibu bawa kue apa?” tanya saya.
“Gemblong, getuk, bintul, gembleng Bu” jawabnya.
Saya tersenyum dan berkata: “Saya nanti beli kue ibu… tapi Ibu duduk dulu, minum dulu, istirahat dulu”.
“Muka Ibu sudah pucat”
Dia mengangguk dan melanjutkan bicara:
“Kepala saya sakit Bu.. pusing, tapi harus cari uang. Anak saya sakit,

suami saya sakit, di rumah hari ini beras udah gak ada sama sekali. Makanya saya paksa jualan”, katanya sambil memegang keningnya.
Air matanya mulai jatuh. Saya cuma bisa memberinya sehelai tisu dan dia melanjutkan bicara: “Sekarang makan makin susah, Bu. Kemarin saja beras gak kebeli, apalagi sekarang. Katanya bensin naik. Apa-apa serba naik. Saya udah 3 bulan saya cuma bisa bikin bubur. Kalau masak nasi gak cukup. Hari ini jualan belum laku, nawarin orang katanya gak jajan dulu. Apa-apa pada mahal. Katanya uang belanjanya pada enggak cukup”.
“Anak ibu sakit apa?” saya bertanya.
“Nggak tau ibu, batuknya berdarah”, saya terpana.
“Ibu.. Ibu harus bawa anak Ibu ke puskesmas, kan ada BPJS?”
Dia cuma tertunduk, lalu melanjutkan bicara:
“Saya bawa anak saya pakai apa Bu? gendong gak kuat, jalannya jauh,
naik ojek gak punya uang”
“Ini kue Ibu bikin sendiri?” tanya saya.
“Enggak Bu, ini saya ngambil ke orang”, jawabnya.
“Terus Ibu penghasilannya dari sini saja?” dia mengangguk lemah.
“Berapa Ibu dapet setiap hari?”
“Nggak pasti Bu, ini kue untungnya 100-300 perak, bisa dapet 4 ribu -12 ribu paling banyak.” jawabnya.
Kali ini air mata saya yang mulai mengalir.
“Ibu pulang jam berapa jualan?”
“Jam 2.
Saya gak bisa lama-lama Bu, soalnya uangnya buat beli beras.
Suami sama anak saya belum makan. Saya gak mau minta-minta, saya
gak mau nyusahin orang.”
Lalu kata saya: “Ibu, kue-kue ini tolong Ibu bagi-bagi di jalan. Ini buat beli beras buat 1 bulan, ini buat 10x bulak balik naik ojek bawa anak Ibu berobat. Ini buat modal Ibu jualan sendiri. Ibu sekarang pulang saja. Bawa kurma ini buat
pengganjal lapar”.
Ibu itu menangis. Dia pindah dari kursi ke lantai, dia bersujud. Tak
sepatah katapun keluar, lalu dia kembalikan uang saya.
“Kalau Ibu mau beli. Belilah kue saya. Tapi selebihnya enggak bu. Saya malu.”

Saya pegang erat tangannya.
“Ibu… ini bukan buat Ibu. Tapi buat Ibu saya. Saya melakukan bakti ini
untuk Ibu saya, agar dia merasa tidak sia-sia membesarkan dan mendidik saya. Tolong diterima”.
Saya bawa keranjang jualannya. Saat itu saya memegang lengannya dan saya menyadari dia demam tinggi.
“Ibu pulang ya…”
Dia cuma bercucuran airmata lalu memeluk saya dan berkata
“Bu.. Saya gak mau kesini lagi. Saya malu. Ibu gak doyan kue jualan saya. Ibu cuma kasihan sama saya… saya malu….”
.
Saya cuma bisa tersenyum dan berkata
“Ibu… Saya doyan kue jualan ibu, tapi saya sedang kenyang.
Sementara
di luar pasti banyak yang lapar dan belum tentu punya makanan.
Sekarang Ibu pulang yaa…”
Saya bimbing dia menyeberang jalan, lalu saya naikkan angkot. Dia terus berurai air mata…

LALU SAYA MASUK LAGI KE TOKO, MEMBUKA-BUKA FB SAYA DAN MEMBACA STATUS ORANG-ORANG BERDUIT YANG MENJIJIKAN
THE SHOW MUST GO ON...!!!

Sumber : ust muhammad wujud

Copas ust khalid syamhudi
*recopas dari kawan di group SMT, kisah nyata dan sudah di konfirmasi kebenaran nya dgn ibu yang bersangkutan.*

copas :https://gizanherbal.wordpress.com/2015/01/13/miskin-tidak-harus-mengemis/  dengan sedikit editan capslock

Sabtu, 07 Februari 2015

Aku Seorang Penuntut Ilmu, Akan Tetapi…

Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Tak ada waktu bagiku untuk membaca Al-Qur’an setiap hari, untuk mengobati hatiku dan mengangkat derajatku di surga…
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Tak sempat untukku melakukan sholat malam, atau hanya sekedar satu raka’at witir…
Tak pernah kuingat turunnya rahmat Allah di 1/3 malam yang terakhir, hingga bisa kupinta rahmat itu dari-Nya untukku…Kerap kulalaikan sholat sunnah rawatib dan sholat di shaf terdepan, hingga selalu saja kuberdiri di shaf-shaf di belakang, hingga hampir-hampir kudapati tidak adanya barakah pada waktuku…
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Hal-hal sia-sia tak berguna memenuhi hayatku…
Aku kurang perhatian dengan jadwal dan janji…
Aku tak paham tentang berharganya waktu…
Aku tak pernah memiliki target dan tujuan hidup…
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Aktivitas harianku bukanlah aktivitas yang bermanfaat dan berkualitas.
Kalau ada kegiatan bersenang-senang dan mengasyikkan, kan kau dapati aku orang yang pertama hadir.
Tapi, kalau kegiatan majelis ilmu dan mengkaji agama, sorry, aku sibuk.
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Lisanku tak pernah berhenti dari mengghibahi kaum muslimin dan menjatuhkan kehormatan mereka…
Syaithan selalu menggoda dan menjerumuskanku dalam perbuatan burukku ini…
Jadilah aku seorang yang hobi menjatuhkan para du’at dan ulama, siang dan malam…
Aku seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
Aku susah menerima nasehat.
Kalau ada orang yang menasehatiku, memerah marah wajahku dan sesak dadaku…
(tapi)…toh memang begini kebanyakan para multazim di zaman ini…bukankah begitu?
Seorang penuntut ilmu, akan tetapi…
————————————————————
Versi Youtobe: klik
Diterjemahkan dengan penyesuaian oleh: Muflih Safitra
Reproduksi: Ruziqa.tv

sumber : klik disini

...يَا حَامِلَ الْقُرْآنْ

Allahummarhamna bil Qur'an....
Allahummarhamna bil Qur'an....
Allahummarhamna bil Qur'an....




       Dari Buraidah, ia berkata, “Aku pernah duduk-duduk bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Aku mendengar beliau bersabda, “Pelajari surat Al-Baqarah. Sebab, bila ia diambil maka itu adalah sebuah barokah. Namun, bila ia ditinggalkan, maka itu adalah sebuah kerugian. Dan tukang sihir tidak akan mampu melakukannya.”

  Buraidah berkata, “Lalu, beliau terdiam sejenak kemudian bersabda, “Pelajarilah surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Sebab keduanya adalah Az-Zahrowan (dua hal yang bersinar) yang akan menaungi pemiliknya pada hari kiamat, seolah-olah keduanya adalah dua awan mendung, atau kawanan burung yang mengepakkan sayap-sayapnya. Pada hari Kiamat, al-Quran akan mendatangi pemiliknya saat kuburnya terbelah dalam wujud seorang lelaki yang (berkulit) kekuning-kuningan. Ia berkata kepadanya, “Apakah kamu mengenaliku?” Ia menjawab, “Aku tidak mengenalimu.” Al-Quran berkata kepadanya, “Apakah kamu mengenaliku?”
Ia menjawab, “Aku tidak mengenalimu.”
Al-Quran berkata kepadanya, “Aku adalah sahabatmu, Al-Quran, yang telah membuatmu begadang di malam hari. Setiap pedagang akan mendapatkan hasil di balik perdaganngannya. Saat ini, engkau menuai hasil dari setiap perniagaan.” Ia akan diberi kerajaaan di sebelah kanannya dan kekekalan di sebelah kirinya serta diletakkan mahkota kewibawaan di kepalanya. Kedua orang tuanya diberi dua pakaian (kehormatan), yang tidak dimiliki oleh penduduk dunia. Kedua orang tua tadi bertanya, “Kenapa kami dikenakan busana ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu telah menghafal Al-Quran.” Lalu dikatakan kepadanya, “Bacalah dan naiklah ke derajat surga dan kamar-kamarnya.” Ia akan terus naik selagi ia masih membacanya, baik dengan bacaan yang cepat maupun perlahan-lahan (tartil).”
(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad no. 21892. Dihasankan oleh Ibnu Katsir. Hadits ini juga tertera dalam kitab As-Silsilatush Shohihah, karya Al-Albani no. 2829)


Selasa, 27 Januari 2015

it is beautiful right?











Inikah waktunya?

inikah waktunya ketika aku akan mengalami semua yang kubayangkan.



bukan, bukan tentang cinta yang aku alami.
apa ini yang disebut kisah kehidupan?
biarlah makna indah ini akan muncul, sesuai kehendak-Nya.
inikah yang disebut dewasa?
ketika aku dihadapkan dengan semua ini dan dengan tenang aku harus berfikir bijak.
benarkah?apa ini hanya ada di dalam mimpi tidur ku?
kamu?apakah kamu semua yang disana mengalami apa yang ku alami?
bolehkah ku minta kau untuk kemari, temani aku.
bisakah kau cepat, lebih cepat..kemari.
apakah ini rumit?
bolehkah untuk kali ini kau bantu aku melalui jalan untuk membuatnya menjadi lebih sederhana.
mengapa seakan ini seperti matematika?
bisakah ku cari ketenangan dengan terus berjalan melangkah?
tak bisakah kali ini, aku berdiri saja.
jangan, jangan tarik aku untuk berlari dulu.
cukup diamlah didepanku. dan katakanlah "semua ini akan baik baik saja"


Minggu, 25 Januari 2015

Antara curhatanku dan kamu..


"Antara curhatanku dan kamu yang selalu mendengarkan ku dengan sabar, menasihatiku dengan bijak dan lemah lembut, penuh cinta. Seakan tak ada titik yang mengakhiri kalimatku, membuatmu mencoba mengerti dan paham akan semua yang ku katakan. Tetaplah setia menjadi pendengar ceritaku dikala aku tak sanggup membawanya sendiri. Maukah kau?"

 

 
 

 

Minggu, 18 Januari 2015

Ans

    Entah dari abad keberapa saya memanggilnya "Ans, anss..anssssssssss?".
kisah itu berawal..ah bahkan kitapun tidak bisa memastikan awal dari pertemuan kita itu di episode berapa. Awalnya saya melihat dia itu seperti...................
"anak pinter tuh"
"kerudungnya rapi bener"
"wkwkwk..bisa diajak basa basi juga dah"

'kayaknya aku pernah liat muka yg mirip sama kamu deh"
"ih iyaaaa...muka aku mah emang pasaran"
basi ya?haha,tapi emang bener..kayaknya saya pernah liat muka macam dia,haha.

ngobrol, curhat,cerita,ketawa, nangis antara jalan pamulang-ciputat kayaknya pernah kita lakuin. Serasa angkot udah kaya mobil pribadi, bahkan ketika waktu itu saya pulang sendiri abang angkot nannya "temen yg satunya kemana,neng?".Setiap yg kita liat gak jarang kita omongin, misalkan nasib para pedangan pasar(?) sepertinya kita cocok jadi anggota DPRD. Tapi biar bagaimanapun saya harus berbangga diri karna saya adalah seniornya dalam urusan naik angkot,haha!
Di angkot.. apa aja kita omongin, kejadian remed mtk saya yang tak berujung misalnya,-
yups!kala itu perbedaan yang sangatttttt kontras antara kita adalah dia adalah pecinta EMTEKA dan saya adalah pecinta REMED EMTEKA!sudahlah sayapun lelah mengingatnya(..)

eh jangan salah...
seperti kata pepatah hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga kalo belom makan garem berarti belom makan (lah?emang ada?), semua kenangan kita tak selalu manis, adakalanya dimana kita saling menonjolkan keegoisan masing-masing,  dari hal yg kecil seperti berdebat tentang dimana kita akan belajar "perpus?atau masjid?" kalo lagi mau makan bareng (biasa kita sebut makan jama'ah) "pilih lauk itu/ini?" makan disini/dimasjid?tapi ujung ujuungnya makan dilorong deket aula/makan depan kelas/dimanapun tempat sepi..naik angkot pamulang 2/bukit?keperpus/kekantin?rebutan minjem buku biologi dimana dia minjem buku maruk bener! (RAWRR), sampe yg besar seperti..hahaha ketika dimana kita sama-sama dalam masa pencarian, yaa..pencarian tentang suatu kebenaran yg menenangkan.ketika kita masih ngotot sama pendapat yg kita tau tapi belom ngerti(?)...bahkan saya belum bisa menguraikannya dalam tulisan ini:)semoga kita istiqomah terhadap jalan kebenaran...

bahkan sekarang jarak hampir saja memisahkan kita, hahaha. telponan walaupun gak sering..sekalinya telpon buat pulsa saya abis padahal operator yg kita pake sama, tapi akhir akhir kemarin dia yg nelpon(so switt kan qq?), atau lewat chat..huhft walaupun ini juga jarang..tapi sekalinya chat langsung deh kayak bikin cerpen:).

mungkin sampe disini aja nostalgia saya dengan anda nona..haha
sampai berjumpa dilain kesempatan, tapi sebelum itu................................



izinkan saya untuk membuat suatu surat terbuka tentangmu untuknya, nona...


Dear Ans, entah kenapa yang pertama kali aku pikirin itu...semoga kamu dapet suami yg seru!!(?) haha
siapa tau naik kereta pertama kamu sama dia, ejiyee..
Ans..gimana soulmatemu itu (pend.mtk)?semoga  saja dia gak buat kamu kecewa...
Ans..ishh bisa gak sih kalo bales chat itu yg puaaanjaanggg!
Ans..kamu sekarang gak sering ceming kan?
Ans..ah bingung @$#%^*##$$*##452183258^*(%^*$%
Ans, aku keinget sesuatu!
hahaha inget gak aku, kamu, salma, ajeng, sama gigih juga gak si? (kalo gak salah) 'cabut' dari jam pelajaran s*o*siolo*gi...
tapi sayangnya pada akhirnya kita ngaku ke guru bidang studi dan minta maaf dan kita dikasih tugas ya?hahahahaha anak teladan :)
"ehh liat masih ada bu ... gak?"*ngendap ngendap di tangga*
"eh masih ada" *ngintip jendela*
"eh liat lagi gih sana"
"eh udah masuknya nanti aja pas udah bel"
"eh gimana nih"
"yaudah tenang aja apa"
wkwk kira kira begitu ya?

dear Ans, kalo kamu udah nikah nanti kita masih bisa chat-an macam itu lagi gak?bisa telponan kaya gitu lagi gak?jahaha, kapan kapan kapankapan lagi aku mau edit postingan ini atauu buat lagi postingan macam ini..ciatss!


Ans...dia yang memiliki nama asli Mardia..na zulfa

mk~